Kitab Pembatal Keislaman

Kitab Pembatal keislaman bisa dijadikan panduan dan referensi dalam kehidupan

Kitab Pembatal Keislaman diantara isinya membahas tentang MAKNA HUJJAH TELAH TEGAK

1.Dengan Apakah Hujjah Dapat Tegak? Hujjah dapat tegak dengan hal-hal sebagai berikut: Al-Qur’an

Allah berfirman :

“dan Al-qur’an ini di wahyukan kepadaku supaya denganya aku member peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-qur’an (kepadanya).(Al-An’am :19)

As-sunnah Barang siapa yang telah sampai kepadanya peringatan Rasul SAW pada hakikatnya hujjah sedah sampai kepadanya.Rasulullah bersabda: “demi jiwaku yang ada ditangannya,tidaklah mendengarku dari umat ini,yahudimaupun nasrani,kemudian tidak mau beriman kepadaku kecuali masuk neraka.”

Hujjah mitsaq (pengambilan janji dari anak adam saat di tulang sulbinya)

Allah berfirman :

“Dan (ingatlah) ketika tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman).”Bukankah aku ini tuhanmu?mereka menjawab”betul (engkau tuhan kami) kami menjadi saksi,”(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat nanti kamu tidak mengatakan “sesungguhnya kami(bani adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan tuhan).”(Al—A’raf:172)

Hujjah fitrah

Fitrah adalah bagian dari hujjah Allah atas hamba-Nya.Yaitu fitrah keislaman dan keimanan manusia dilahirkan. Hujjah ayat –ayat kauniyah

Ayat-ayat kauniyah yang ada di dalam semesta ini adalah hujjah Allah atas hamba-Nya..

2.Perbedaan Para Ulama Mengenai Makna Hujjah Telah Ditegakkan dan Pendapat yang Lebih Kuat Pendapat pertama :hujjah dikatakan tegak atas seseorang yaitu jika hujjah tersebut sampai kepadanya.kemudian dia memahaminya dengan sempurna

Pendapat kedua :Hujjah dikatakan tegak atas seseorang jika hujjah tersebut sudah sampai kepadanya walaupun dia tidak dapat memahaminya

3.Apakah Setiap orang Mampu Menegakkan Hujjah Hujjah tidak dapat ditegakkan oleh setiap orang.Orang yang tidak memiliki ilmu tidak dapat menegakkan hujjah dan menjawab keraguan bahkan orang-orang alim sekalipun yang tidak spesialis di bidangnya tidak dapat menegakkan hujjah.

4.Tegaknya Suatu Hujjah Pada Seseorang adalah Perkara Nisbi Masalah tegaknya hujjah adalah perkara nisbi,bukan mutlak.Ia berbeda menurut Zaman,Tempat,dan individu.Terkadang hujjah tegak pada satu zaman tapi tidak pada zaman lain.

Ibnul Qayim dalam Thariqul hijratain berkata “Orang yang tidak mampubertanya dan tidak bmampu mendapatkan ilmu dengan cara apapun dibagi menjadi dua.

Pertama,mereka orang yang menginginkan dan mencintai petunjuk tetapi tidak mampu mendapatkannya karena tidak ada yang menunjukkan.Status hukum mereka seperti orang-orang pada zaman fatrah dan belum samapai kepadanya dakwah. “artinya,kebodohan yang tidak mungkin dapat ditolak adalah udzur sebagaiman ahlifatrah mereka mendapatkan uzur karena tidak sampai kepada mereka peringatan.

Orang yang tidak menerima alas an kebodohan dalam masalah syirik akbar berhujjah dengan kondisi orang-orang pada zaman fatrah,zaman sebelum di utusnya nabi SAW,mereka masuk neraka padahal belum tegak hujjah atas mereka.

Dalil tentang pendapat ini :

Orang yang mati pada zaman fatrah akan masuk neraka. “agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan karena itu mereka lalai .(yasin:6)

Kedua : Menurut imam Asy-syaukani,ini adalah pendapat mayoritas.Azab akhirat bagi orang yang tidak bertauhid walau hujjah belum sampai tetapi pada hakikatnya hujjah mitsaq dan fitrah sudah cukup baginya.

Firman Allah :

“Dan tidaklah kami mengazab mereka sehingga kami datangkan seseorang utusan.(Al-israa’:15)

Jadi Allah mengutus seorang untuk menjadi hujjah kaumnya penyampai risalah agama dan Allah tidak akan mengazab seseorang apabila hujjah itu tidak tegak atasnya. Dan adapun makna”samapai kami utus seorang Rasul”sebagai penyampairisalah,perintah,khobar dari Allah baik itu larangan atau halyang harus diamalkan dan menjadikan seseorang akan diazab atau diberi nikmat atasnya.